Belajar dan Berbagi ala Kopral

Saturday, December 9, 2023

Pengusaha Tionghoa: Pergulatan Menuju Cahaya Islam

| Saturday, December 9, 2023


Transformasi Keimanan Pengusaha Tionghoa: Pergulatan Menuju Cahaya Islam 

Imlek bagi warga Tionghoa bukan sekadar perayaan pergantian tahun, melainkan panggung perubahan besar dalam roda kehidupan. Di tengah gebyar perayaan, mualaf center mengungkap bahwa beberapa pengusaha papan atas Tionghoa telah memutuskan untuk bertransformasi dan menjadi muallaf, menandai perjalanan spiritual yang tak selalu mudah.

Berikut adalah lima pengusaha Tionghoa yang menjalani perjalanan berliku sebelum memutuskan untuk berhijrah ke dalam keyakinan Islam:

  1. Djohari Zein: Memimpikan 99 Masjid dan Menjadi Mualaf China Lahir di Medan pada tahun 1954, Djohari Zein, pemilik perusahaan ekspedisi JNE, berasal dari keluarga pedagang Tionghoa yang menganut agama Buddha. Meski dididik di sekolah Katolik, pada tahun 1982, Djohari memutuskan untuk menjadi mualaf China dan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup. Bukan sembarang mualaf, Djohari bahkan memiliki mimpi besar untuk membangun 99 masjid.

  2. Jusuf Hamka: Dari Alun Joseph ke Jusuf Hamka di Mualaf Center Terlahir sebagai Alun Joseph, atau Babah Alun, Jusuf Hamka menjadi muslim setelah bertemu dengan ulama besar Abdul Malik Karim Amrullah, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Hamka pada tahun 1981. Pemilik jalan tol Desari ini mengucapkan dua kalimat syahadat di Mualaf Center di bawah bimbingan Buya Hamka, dan berganti nama menjadi Jusuf Hamka. Dikenal sebagai konglomerat dermawan, Jusuf Hamka sering bermurah hati membantu masyarakat.

  3. Lee Kang Hyun: Dari Vice President Samsung ke "Pak Haji" di Mualaf Center Lee Kang Hyun, Vice President Samsung Electronic Indonesia, memutuskan untuk memeluk Islam pada tahun 1994 setelah tertarik pada ajaran agama ini. Meskipun belum menunaikan rukun Islam kelima, Lee Kang Hyun, yang telah lama menetap di Indonesia, sering disapa dengan sebutan "Pak Haji," khususnya di Mualaf Center.

  4. Herman Halim: Mengalami Keajaiban Islam di Mualaf Center Herman Halim, Bos Bank Maspion dan anak dari Alim Markus, pindah agama menjadi Islam pada tahun 2004 setelah beberapa kali pergantian agama sebelumnya. Kisah anaknya yang telah lebih dulu memeluk Islam memberi inspirasi padanya. Herman Halim merasakan keajaiban setelah memeluk Islam, terutama di Mualaf Center.

  5. Hermanto Wijaya: Dari Jaya Raya Elektronik ke Muhammad Hermanto Wijaya di Mualaf Center Di Palembang, Sumsel, Herman Wijaya, pemilik Jaya Raya Solution (dikenal sebagai Jaya Raya Elektronik), memeluk Islam pada tahun 2019. Setelah bersyahadat di Masjid Raya Citra Grand City, Palembang, namanya berubah menjadi Muhammad Hermanto Wijaya. Keputusan ini diambil setelah studi mendalam, pengaruh lingkungan, dan kegiatan sosial yang aktif sebelumnya, termasuk di Mualaf Center.

Transformasi keimanan para pengusaha Tionghoa ini menandai perjalanan spiritual yang menginspirasi, khususnya di Mualaf Center, pusat konversi agama yang menjadi saksi dari perubahan mendalam dalam hidup mereka. Proses perubahan ini tidak hanya mencerminkan keberanian pribadi tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk menjalani perjalanan spiritual mereka sendiri di Mualaf Center yang menjadi simbol keberagaman dan penerimaan.

Related Posts